"when a boy cries for a girl,
he loves her more than you could ever imagine"
Seorang laki-laki berbicara seperti itu kepadaku. Ia bercerita tentang kisahnya yang menangis untuk seorang gadis. Lalu ia menyimpulkan bahwa ia sangat mencintai gadis tersebut.
Penasaran, aku bertanya pada teman dekat laki-laki ku *cagiya*. Aku butuh waktu yang tepat untuk bertanya akan hal ini kepadanya.
Dia bercerita bahwa ia pernah menangis untuk seorang gadis. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya dia rasa. Dia hanya merasakan dia ingin gadis itu selalu bersamanya melewati suka dan duka. Dia ingin selalu membahagiakan gadis itu, meskipun dia tidak tahu apa standar bahagia bagi si gadis. Tapi dia tetap berusaha untuk selalu membuat gadis itu tertawa. Laki-laki mengaku, walaupun sepanjang hari dia tidak selalu memikirkan gadis itu, tapi percayalah dia selalu ingin mendengar suara dan kabar dari si gadis sebelum dia tidur. Dia tidak pernah merasa malu ketika dia meminta si gadis untuk menemaninya tidur, mengelus rambutnya, dan mendongengkan sebuah kisah.
Aku sempat takjub akan penjelasan laki-laki itu. Aku tidak mengerti ada laki-laki semacam dia. yang aku tahu pasti laki-laki itu adalah mahluk egois yang keinginannya harus selalu dituruti. Namun, dia berbeda, aku merasakan bahwa ia tulus mencintai gadis itu *walaupun sebenarnya aku tidak tahu arti cinta sesungguhnya itu apa*
Dia mengakui dia pernah menangis. Laki-laki itu sebenarnya lemah dan melankolis. Dia menangis tanpa sadar ketika ia memikirkan si gadis. Dia berpikir tidak cukup mampu membahagiakan si gadis. Dia selalu merasa dirinya tidak pantas untuk si gadis.
Apa itu yang dinamakan cinta? Apa itu yang dinamakan airmata yang tulus?
Aku merasakannya karena aku adalah . . .
si gadis itu